0
Seandainya Lo Tahu Hal-Hal Ini Dari Dulu, Hidupmu Pasti Jauh Lebih Baik
Posted by serbaseru93
on
00.09
in
artikel
1. Hidup Tidak Bisa Hanya Dijalani Tanpa Rencana
Semboyan go with the flow tidak akan membuat hidupmu bergerak ke arah yang lebih baik. Sesantai apapun kamu, hidup harus tetap punya tujuan yang ingin dicapai. Salah satu langkah awal mencapai kesuksesan adalah dengan merencanakan hidupmu.
Kamu nggak bisa cuma bangun-kuliah-main-pacaran kemudian berharap jadi pribadi yang berhasil. Dari awal kamu harus menetapkan mimpi yang ingin kamu raih, usaha apa yang bisa kamu lakukan untuk mencapainya, mengondisikan hidupmu sedemikian rupa agar impian itu semakin dekat.
2. Sesempurna Apapun Rencanamu, Selalu Ada “Plot-Twist” Yang Membuat Keinginanmu Tidak Tercapai
Hidup punya selera humor unik yang bisa memutar-balikkan semua rencana yang sudah kamu susun rapi. Ibaratnya nih, kamu udah siap perang di laut – eeeh malah dihadang via darat. Selalu ada kejutan yang membuat persiapanmu terasa tidak berguna.
Senewen dan kesal karena seluruh usahamu sia-sia adalah hal yang wajar dalam hidup. Tapi suatu hari semua hal yang kamu lakukan tetap akan bermanfaat di kesempatan lain. Kamu hanya perlu bersabar.
3. Cuma Kamu yang Bisa Menyelamatkan Dirimu Sendiri
Saat jatuh atau gagal, kamu tidak bisa mengandalkan siapapun selain dirimu sendiri. Dorongan dari orang-orang tersayang akan membuatmu mampu berdiri. Tapi kamu tidak akan mampu berjalan kalau tidak punya semangat untuk keluar dari kesulitan.
Semua permasalahan yang kamu hadapi akan membuatmu sadar, terus-terusan mengharapkan bantuan dari orang tidak akan membuatmu berkembang. Kamu akan mulai menguatkan diri untuk menghadapi berbagai masalah dengan berani.
4. Lari Dari Masalah Hanya Akan Membuatnya Makin Parah
Masalah akan selamanya jadi masalah jika tidak kamu dihadapi. Sekuat apapun kamu sembunyi, dia akan menemukan jalan untuk muncul lagi di depan mukamu. Kamu akan merasa tidak nyaman, malas memulai usaha mengurai benang yang sudah kusut.
Tapi saat masalah itu sudah berani kamu hadapi, semuanya akan terasa lebih ringan kok. Giliranmu bertanya-tanya dan menyesal sendiri. Kalau dihadapin aja bisa selesai, kenapa kemarin kamu repot-repot menghindar terus ya?
5. Hidup Tidak Selamanya Baik-Baik Saja, Dan Kamu Harus Bisa Terima
Ada kalanya kamu akan merasa dipercundangi oleh hidup. Sepertinya kamu udah berusaha sebaik mungkin, tapi kok ya masih saja tersangkut masalah. Seiring berjalannya waktu kamu akan paham bahwa hidup selalu terdiri dari 2 bagian: manis dan pahit. Keduanya akan menyapamu secara bergantian.
Ketika hidup sedang tidak baik-baik saja kamu hanya harus terus menjalaninya sebaik mungkin. Mengutuk masalah hanya akan membuatnya terasa makin berat. Kamu akan belajar banyak tentang bagaimana caranya berdamai dengan hal yang membuatmu tidak nyaman.
Membuat yang tidak baik-baik saja jadi bisa diterima.
6. Berusaha Menyenangkan Semua Orang Hanya Akan Membuang Waktumu
Sebaik apapun kamu, tetap akan ada orang yang tidak suka padamu. Kamu cuma punya 2 pilihan: fokus pada apa yang sedang kamu lakukan, atau memikirkan pendapat mereka yang penuh celaan. Menyadari keberadaan mereka yang secara gamblang menunjukkan penolakan akan membuatmu tidak nyaman.
Kamu akan berusaha mengubah cara pandang mereka padamu. Menyesuaikan perilaku dengan hal yang mereka mau. Tapi pada akhirnya kamu akan tahu, sebagai manusia biasa kamu tidak punya kemampuan untuk membuat semua orang sepakat dengan pilihan hidupmu.
Kesadaran itu akan membuatmu meletakkan pendapat negatif di sisi hidup yang sulit dijangkau. Energimu sudah habis untuk mengejar impian. Kamu malas kalau harus bersusah payah mengambil hati mereka yang selamanya tidak akan bisa sejalan.
7. Berbohong itu Seperti Menggali Kuburanmu Sendiri
Menutupi kesalahan dan kekuranganmu dengan kebohongan tidak akan menyelesaikan masalah. Sesaat semua akan berjalan baik-baik saja, tapi ketika kebohonganmu mulai terkuak perlahan hidupmu akan hancur. Kepercayaan adalah hal nomor 2 tersulit untuk didapatkan kembali, setelah iman.
Berbohong tidak hanya menghancurkan dirimu, tapi juga menyakiti orang-orang yang kamu sayangi. Lubang yang ditimbulkan oleh kebohongan tidak akan mudah tertutup oleh perhatian dan kebaikan. Seandainya kamu tahu lebih awal kalau berbohong itu seperti bunuh diri……
8. Menjaga Pertemanan Itu Butuh Usaha
Teman akan berubah jadi spesies langka. Jika dulu kalian selalu menghabiskan waktu bersama, semakin dewasa kesibukan dan tanggung jawab membuat kalian larut dalam rutinitas. Kehilangan jejak teman yang dulunya dekat jadi hal yang biasa terjadi.
Seandainya kamu tahu dari awal, bahwa ikatan pertemanan juga butuh diperjuangkan agar bisa bertahan. Kalian perlu meluangkan waktu untuk saling berkirim kabar, menyempatkan diri berkumpul ditengah kesibukan. Hubungan pertemanan yang tidak diusahakan perlahan akan hilang dan dilupakan.
9. Mengeluh Tidak Akan Menyelesaikan Masalah
Keluhan adalah tanda tidak dewasanya kamu dalam menghadapi masalah. Terus-terusan menceritakan beratnya hidupmu pada orang lain tidak akan membuatnya lebih ringan. Di satu masa kamu akan getol menceritakan semua hal yang salah dalam hidupmu pada dunia.
Lewat media sosial, lewat curhatan di blog sampai bercerita langsung ke teman-teman.
Tapi seiring waktu kamu akan sadar bahwa sekeras apapun kamu mengeluh, masalah tidak akan menjauh. Mengeluarkan keluh dari mulut malah membuat masalah terasa lebih berat dan terlihat lebih nyata. Keluhan justru makin membuatmu lemah.
10. Makan Seenaknya Tapi Bisa Tetap Langsing Tidak Akan Bertahan Lama
Tubuhmu akan berontak kalau tidak dijaga dengan baik. Masa-masa bisa makan bebas tapi tetap punya badan bagus akan lewat dengan cepat kalau kamu tidak berusaha untuk mempertahankan bentuk tubuhmu.
Ternyata olah raga itu penting banget, memilih makanan sehat juga tidak bisa dilupakan begitu saja. Kamu akan sadar kalau bentuk tubuh dan kesehatan tidak bisa didapatkan dengan mudah. Perlu perjuangan keras untuk tetap berada di penampilan terbaikmu.
Penampilan oke yang didapat dari keringat dan kerja keras hanya boleh kamu bagi dengan seseorang yang benar-benar menghargaimu.
11. Kamu Tidak Perlu Takut Berdandan Hanya Karena Akan Dicap Tidak Punya Otak
Stigma bahwa mereka yang menjaga penampilan pasti bodoh itu 100% tidak benar. Berdandan dan memperhatikan penampilan luar bukan berarti otakmu kosong. Justru hal ini menunjukkan kalau kamu cukup sayang pada dirimu sendiri dan ingin menghargai apa yang sudah kamu miliki.
Mereka yang nyinyir karena kamu terlihat awesome, fabulous dan pintar disaat bersamaan biasanya cuma iri aja sama kamu. Jadi cuekin aja omongan mereka...
12. Cinta yang Baik Tidak Akan Terasa Memberatkan
Dalam beberapa episode hidup kamu akan dihadapkan pada jenis cinta yang membuat hidupmu makin rumit. Drama, pertengkaran, kecemburuan — semuanya memakan waktumu. Menghabiskan energi, membuatmu terdistraksi dari fokus hidup dan impian yang sedang kamu perjuangkan.
Kamu akan mengira bahwa konflik macam itu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari cinta. Perasaan yang kuat layak kamu perjuangkan, tidak peduli drama macam apa yang menghadang di depan. Hingga akhirnya kamu lelah, menyerah.
Dari pengalaman ini matamu akan terbuka. Cinta sepatutnya tidak membuatmu terbebani. Kasih tulus yang tertakdirkan untukmu justru akan memuluskan hidup. Ketika terlalu banyak masalah dalam sebuah hubungan, bisa jadi kamu dan dia memang tidak digariskan bersisian.
13. Sendiri Lebih Baik Dibanding Bertahan Dalam Hubungan Yang Membuatmu Keropos
Hubungan romantis bisa jadi bahan bakarmu untuk melesat maju, tapi juga bisa jadi pisau yang secara misterius menusukmu dari belakang. Kamu akan keras kepala menancapkan kakimu di tanah nyaman sebuah ikatan yang sudah lama terjalin.
Enggan mengakui kalau sudah tidak ada yang harus diperjuangkan lagi.
Bertahan dalam sebuah hubungan yang tidak sehat secara perlahan akan menggerogoti dirimu sendiri. Tanpa sadar kamu bertansformasi jadi orang yang pahit, merasa kalau cinta hanya akan menciptakan sakit. Anehnya, keputusanmu untuk keluar dari hubungan itu justru memberimu rasa bebas. Lepas.
Pernah menghadapi hubungan cinta yang tidak sehat jadi refleksi untukmu. Kesendirian ternyata lebih terasa melegakan dibanding pendampingan semu yang menyakitkan. Menghadapi dunia diatas kaki sendiri ternyata tidak semenakutkan yang selama ini kamu bayangkan.
14. Menyimpan Dendam Dan Kesal Adalah Racun Untuk Hidupmu
Akan selalu ada orang yang membuatmu sakit hati. Dunia tidak akan selamanya berpihak pada kebahagiaanmu. Bahkan teman yang selama ini kamu percaya bisa berbalik jadi musuhmu. Kamu akan mengalami rasa geram yang teramat sangat. Marah, dendam, seakan tidak bisa memaafkan.
Kamu berjanji pada diri sendiri, tidak akan pernah memaafkannya. Seumur hidup kesalahan itu tidak akan sedikitpun dilupakan. Tapi apakah keinginan untuk balas dendam itu akan membuat hidupmu terasa ringan? Apakah semua sepadan?
Jawabnya, tidak. Mengikhlaskan rasa sakit, berdamai dengan kekecewaan adalah satu-satunya jalan agar kamu bisa menjalani hidup dengan tenang. Menyimpan amarah dan kesal di dada itu tidak jauh berbeda dari menebar racun di dalam tubuhmu. Sesaat kamu akan merasa baik-baik saja, tapi ia pelan-pelan menemukan jalan untuk membunuhmu.
15. Cinta Ternyata Bisa Datang Dari Mana Saja
Cinta ternyata tidak sedangkal hubungan romantis antara dua orang yang dimabuk asmara. Setelah bebas dari cinta yang membuatmu terpuruk, kamu akan sepakat bahwa cinta bisa kamu dapatkan dimana saja.
Rasa nyaman dari pelukan di ujung hari yang melelahkan akan digantikan dengan canda tawa bersama keluarga. Tempat berbagi cerita yang dulu sempat diambil perannya oleh satu orang saja kini diisi oleh sahabat-sahabatmu yang selalu ada. Dan semua itu, tetap membuat hatimu hangat.
Kamu tidak butuh orang lain untuk merasakan cinta. Yang kamu butuhkan hanya mata yang mampu terbuka lebih lebar, untuk mengapresiasi semuanya.
16. Saat Kamu Rela Melepaskan, Perlahan Hal yang Lebih Baik Akan Datang
Melepaskan seseorang atau sesuatu yang sangat kamu cintai akan terasa berat. Terlebih jika perpisahan itu tidak datang dari keinginanmu sendiri. Kamu akan jadi pribadi keras kepala, enggan mengeluarkan diri dari kenangan indah selama ini. Meskipun kamu tahu, kisah itu tidak akan mungkin terulang lagi.
Proses melepaskan ternyata tidak semudah yang kamu bayangkan. Kenangan bukanlah musuh utama, bukan pula rasa rindu. Dirimulah yang jadi sekutu jahat yang bisa menghancurkan perjuanganmu sendiri. Dalam proses melepaskan, kamu akan banyak berbincang dengan diri sendiri.
Jadi pendengar yang baik atas kata hati.
Hingga tiba saatnya hal yang lebih baik menghampirimu. Kamu akan melupakan luka dan sakit yang pernah kamu rasakan. Kini kamu sepenuhnya tahu, kebaikan tidak akan pernah datang pada dia yang enggan menatap masa depan.
Rela melepaskan, jadi kunci baik bagi sebuah perjalanan baru yang diharapkan memberimu kebaikan.
17. Hidup Terlalu Singkat Untuk Bertahan Pada Pekerjaan Yang Tidak Membuatmu Bahagia
Akan ada titik dimana kamu menyetarakan kesuksesan dengan jumlah materi yang bisa kamu masukkan ke kantung. Harga diri seakan ditentukan oleh jenis pekerjaan apa yang kamu punya, mentereng atau tidaknya titel yang bisa kamu dapat. Kepuasan hati akan kamu singkirkan sementara waktu.
Ketika kamu bangun pagi dan merasa enggan memulai hari, barulah kamu akan tahu. Hati tidak pernah bisa dibohongi. Setiap manusia memiliki panggilannya sendiri. Dan pekerjaan yang sedang kamu lakoni sekarang bukanlah panggilanmu.
Melepaskan kenyamanan yang sudah kamu miliki terasa lebih masuk akal dibanding terus bertahan pada pekerjaan yang hanya bisa mencukupi kebutuhan hidupmu. Kamu akan mulai getol mencari apa yang paling kamu mau.
Hidup ternyata terlalu singkat jika hanya digunakan untuk mengumpulkan pundi-pundi dan mengejar gengsi.
18. Manfaatkan Uangmu Untuk Memberi Makan Otak, Gaya Hidup Akan Mengikuti
Kamu harap kamu tahu lebih awal bahwa anggaran untuk pengembangan diri sepatutnya lebih besar dibanding biaya nongkrong di cafe yang harga kopinya terlalu mahal itu. Ikut kelas menulis kreatif, ambil les merajut, bergabung di pelatihan pembuatan film pendek lebih layak jadi hal yang menghabiskan uangmu.
Gaya hidup ternyata tidak ditentukan oleh dimana kamu nongkrong, atau bersama siapa kamu menghabiskan waktu. Selama otak dan dirimu berkembang, gaya hidup yang asyik pasti akan mengikuti dengan sendirinya.
19. Lebih Baik Kamu Bokek Karena Membeli Pengalaman
Tas mahal, sepatu berbagai warna, koleksi jam tangan, tumpukan kemeja berbagai model, makanan enak di restoran yang sedang hits — semuanya menghabiskan uangmu. Sayangnya, mereka tidak akan memberimu apa-apa.
Ketika kamu semakin tua dan merasa kering pengalaman, barulah kamu tertampar. Selama ini kamu memanjakan dirimu dengan kenyamanan, tapi tidak pernah memanfaatkan kemampuan finansial yang kamu miliki untuk memberimu pengalaman.
Kamu akan berharap pernah membawa diri mendaki puncak-puncak tertinggi, melihat matahari muncul di Pegunungan Aso, merasakan lembabnya udara Florida di musim panas, kembali jadi anak kecil yang girang di wahana permainan Lotte World di Korea.
Seharusnya kamu menghabiskan uangmu untuk pengalaman yang akan kamu kenang sampai mati.
20. Keluarga Dan Orang-Orang Tersayangmu Tidak Akan Hidup Selamanya
Pelan tapi pasti, orang-orang yang kamu sayangi sepenuh hati akan diambil dari dunia. Saat itulah kamu mendapat pencerahan (sekaligus tamparan) betapa selama ini kamu menyia-nyiakan kesempatan.
Masih banyak yang ingin kamu berikan, terlalu banyak rencana yang ingin kalian jalankan: tapi kamu terlalu sibuk pada dunia luar. Jangankan menghabiskan akhir pekan, memberi kabar saja jarang kamu lakukan.
Penyesalan setelah ditinggalkan orang-orang tersayang akan memberimu kesadaran. Sepatutnya kamu lebih meluangkan waktu untuk mereka. Seharusnya, mereka tetap jadi prioritasmu sejak awal. Tidak nongkrong bersama teman sesekali tidak akan sesakit selamanya ditinggal pergi.
21. Perkataan Orang Tua Itu Pasti Ada Benarnya
Coba deh, kamu tanya pada dirimu sendiri: “Seberapa sering aku melanggar perintah orang tua?”. Mulai dari yang remeh sampai hal serius, perkataan mereka kerap kita abaikan. Padahal kalau kamu mau jujur mengakui, semua yang mereka katakan pasti ada benarnya.
Biar bagaimanapun, mereka sudah hidup lebih lama. Pengalaman menghadapi berbagai permasalahan hidup tentu lebih banyak jika dibanding kamu. Tidak ada orang tua yang menginginkan hal buruk terjadi pada darah dagingnya sendiri.
Dan seharusnya, kamu tidak perlu terlalu keras kepala untuk mau mendengar saran dari mereka.
22. Perlakuan Orang Padamu Akan Ditentukan Oleh Standar Yang Kamu Tetapkan Sendiri
Banyaknya kekecewaan yang kamu alami akan mempengaruhi standar yang kamu tetapkan pada diri sendiri. Jika sebelumnya kamu tidak akan masuk ke hubungan yang membuatmu tidak berkembang, kini kamu melupakan janji yang sudah kamu buat sendiri.
Ini justru makin akan membuatmu tidak puas. Tidak ada lagi hal yang berjalan sesuai dengan harapan yang kamu idamkan. Semua baru mulai membaik setelah kamu kembali ke standar awalmu. Teguh memegang prinsip meski itu berarti tidak ada hal manis yang bisa kamu cicip.
Kamu tidak bisa berharap orang akan memperlakukanmu dengan baik jika kamu tidak punya standar tegas pada diri sendiri. Jika saja kamu sudah tahu hal ini sebelumnya, hidupmu pasti terasa lebih mudah.
23. Idealisme Adalah Kemewahan Terakhir yang Kamu Miliki Saat Kehilangan Semuanya
Ketika hidup tidak memberimu pilihan yang sesuai dengan idealismemu, kamu akan menerima apapun yang ditawarkan di hadapanmu. Dalam beberapa momen kamu hanya menjalani apa yang ada di depan matamu. Memendam idealismemu dalam-dalam.
Kamu lupa, bahwa hanya dengan idealisme lah kamu bisa bertahan menghadapi berbagai gempuran. Idealisme adalah jangkar yang akan menahan kapal hidupmu ketika ombak bergulung terlalu kuat. Idealisme adalah peta sahih petunjuk jalan pulang.
Ia akan memastikan bahwa kamu hanya tersesat sementara, bukan hilang arah untuk selamanya.
Itu tadi hal-hal yang seharusnya kamu tahu sejak lama, tapi baru kamu dapatkan setelah dewasa dan punya banyak pengalaman. Tidak ada yang perlu disesali, kamu hanya perlu menjalani hidupmu sebaik mungkin dengan memanfaatkan pengetahuan yang sudah kamu miliki.
Semboyan go with the flow tidak akan membuat hidupmu bergerak ke arah yang lebih baik. Sesantai apapun kamu, hidup harus tetap punya tujuan yang ingin dicapai. Salah satu langkah awal mencapai kesuksesan adalah dengan merencanakan hidupmu.
Kamu nggak bisa cuma bangun-kuliah-main-pacaran kemudian berharap jadi pribadi yang berhasil. Dari awal kamu harus menetapkan mimpi yang ingin kamu raih, usaha apa yang bisa kamu lakukan untuk mencapainya, mengondisikan hidupmu sedemikian rupa agar impian itu semakin dekat.
2. Sesempurna Apapun Rencanamu, Selalu Ada “Plot-Twist” Yang Membuat Keinginanmu Tidak Tercapai
Hidup punya selera humor unik yang bisa memutar-balikkan semua rencana yang sudah kamu susun rapi. Ibaratnya nih, kamu udah siap perang di laut – eeeh malah dihadang via darat. Selalu ada kejutan yang membuat persiapanmu terasa tidak berguna.
Senewen dan kesal karena seluruh usahamu sia-sia adalah hal yang wajar dalam hidup. Tapi suatu hari semua hal yang kamu lakukan tetap akan bermanfaat di kesempatan lain. Kamu hanya perlu bersabar.
3. Cuma Kamu yang Bisa Menyelamatkan Dirimu Sendiri
Saat jatuh atau gagal, kamu tidak bisa mengandalkan siapapun selain dirimu sendiri. Dorongan dari orang-orang tersayang akan membuatmu mampu berdiri. Tapi kamu tidak akan mampu berjalan kalau tidak punya semangat untuk keluar dari kesulitan.
Semua permasalahan yang kamu hadapi akan membuatmu sadar, terus-terusan mengharapkan bantuan dari orang tidak akan membuatmu berkembang. Kamu akan mulai menguatkan diri untuk menghadapi berbagai masalah dengan berani.
4. Lari Dari Masalah Hanya Akan Membuatnya Makin Parah
Masalah akan selamanya jadi masalah jika tidak kamu dihadapi. Sekuat apapun kamu sembunyi, dia akan menemukan jalan untuk muncul lagi di depan mukamu. Kamu akan merasa tidak nyaman, malas memulai usaha mengurai benang yang sudah kusut.
Tapi saat masalah itu sudah berani kamu hadapi, semuanya akan terasa lebih ringan kok. Giliranmu bertanya-tanya dan menyesal sendiri. Kalau dihadapin aja bisa selesai, kenapa kemarin kamu repot-repot menghindar terus ya?
5. Hidup Tidak Selamanya Baik-Baik Saja, Dan Kamu Harus Bisa Terima
Ada kalanya kamu akan merasa dipercundangi oleh hidup. Sepertinya kamu udah berusaha sebaik mungkin, tapi kok ya masih saja tersangkut masalah. Seiring berjalannya waktu kamu akan paham bahwa hidup selalu terdiri dari 2 bagian: manis dan pahit. Keduanya akan menyapamu secara bergantian.
Ketika hidup sedang tidak baik-baik saja kamu hanya harus terus menjalaninya sebaik mungkin. Mengutuk masalah hanya akan membuatnya terasa makin berat. Kamu akan belajar banyak tentang bagaimana caranya berdamai dengan hal yang membuatmu tidak nyaman.
Membuat yang tidak baik-baik saja jadi bisa diterima.
6. Berusaha Menyenangkan Semua Orang Hanya Akan Membuang Waktumu
Sebaik apapun kamu, tetap akan ada orang yang tidak suka padamu. Kamu cuma punya 2 pilihan: fokus pada apa yang sedang kamu lakukan, atau memikirkan pendapat mereka yang penuh celaan. Menyadari keberadaan mereka yang secara gamblang menunjukkan penolakan akan membuatmu tidak nyaman.
Kamu akan berusaha mengubah cara pandang mereka padamu. Menyesuaikan perilaku dengan hal yang mereka mau. Tapi pada akhirnya kamu akan tahu, sebagai manusia biasa kamu tidak punya kemampuan untuk membuat semua orang sepakat dengan pilihan hidupmu.
Kesadaran itu akan membuatmu meletakkan pendapat negatif di sisi hidup yang sulit dijangkau. Energimu sudah habis untuk mengejar impian. Kamu malas kalau harus bersusah payah mengambil hati mereka yang selamanya tidak akan bisa sejalan.
7. Berbohong itu Seperti Menggali Kuburanmu Sendiri
Menutupi kesalahan dan kekuranganmu dengan kebohongan tidak akan menyelesaikan masalah. Sesaat semua akan berjalan baik-baik saja, tapi ketika kebohonganmu mulai terkuak perlahan hidupmu akan hancur. Kepercayaan adalah hal nomor 2 tersulit untuk didapatkan kembali, setelah iman.
Berbohong tidak hanya menghancurkan dirimu, tapi juga menyakiti orang-orang yang kamu sayangi. Lubang yang ditimbulkan oleh kebohongan tidak akan mudah tertutup oleh perhatian dan kebaikan. Seandainya kamu tahu lebih awal kalau berbohong itu seperti bunuh diri……
8. Menjaga Pertemanan Itu Butuh Usaha
Teman akan berubah jadi spesies langka. Jika dulu kalian selalu menghabiskan waktu bersama, semakin dewasa kesibukan dan tanggung jawab membuat kalian larut dalam rutinitas. Kehilangan jejak teman yang dulunya dekat jadi hal yang biasa terjadi.
Seandainya kamu tahu dari awal, bahwa ikatan pertemanan juga butuh diperjuangkan agar bisa bertahan. Kalian perlu meluangkan waktu untuk saling berkirim kabar, menyempatkan diri berkumpul ditengah kesibukan. Hubungan pertemanan yang tidak diusahakan perlahan akan hilang dan dilupakan.
9. Mengeluh Tidak Akan Menyelesaikan Masalah
Keluhan adalah tanda tidak dewasanya kamu dalam menghadapi masalah. Terus-terusan menceritakan beratnya hidupmu pada orang lain tidak akan membuatnya lebih ringan. Di satu masa kamu akan getol menceritakan semua hal yang salah dalam hidupmu pada dunia.
Lewat media sosial, lewat curhatan di blog sampai bercerita langsung ke teman-teman.
Tapi seiring waktu kamu akan sadar bahwa sekeras apapun kamu mengeluh, masalah tidak akan menjauh. Mengeluarkan keluh dari mulut malah membuat masalah terasa lebih berat dan terlihat lebih nyata. Keluhan justru makin membuatmu lemah.
10. Makan Seenaknya Tapi Bisa Tetap Langsing Tidak Akan Bertahan Lama
Tubuhmu akan berontak kalau tidak dijaga dengan baik. Masa-masa bisa makan bebas tapi tetap punya badan bagus akan lewat dengan cepat kalau kamu tidak berusaha untuk mempertahankan bentuk tubuhmu.
Ternyata olah raga itu penting banget, memilih makanan sehat juga tidak bisa dilupakan begitu saja. Kamu akan sadar kalau bentuk tubuh dan kesehatan tidak bisa didapatkan dengan mudah. Perlu perjuangan keras untuk tetap berada di penampilan terbaikmu.
Penampilan oke yang didapat dari keringat dan kerja keras hanya boleh kamu bagi dengan seseorang yang benar-benar menghargaimu.
11. Kamu Tidak Perlu Takut Berdandan Hanya Karena Akan Dicap Tidak Punya Otak
Stigma bahwa mereka yang menjaga penampilan pasti bodoh itu 100% tidak benar. Berdandan dan memperhatikan penampilan luar bukan berarti otakmu kosong. Justru hal ini menunjukkan kalau kamu cukup sayang pada dirimu sendiri dan ingin menghargai apa yang sudah kamu miliki.
Mereka yang nyinyir karena kamu terlihat awesome, fabulous dan pintar disaat bersamaan biasanya cuma iri aja sama kamu. Jadi cuekin aja omongan mereka...
12. Cinta yang Baik Tidak Akan Terasa Memberatkan
Dalam beberapa episode hidup kamu akan dihadapkan pada jenis cinta yang membuat hidupmu makin rumit. Drama, pertengkaran, kecemburuan — semuanya memakan waktumu. Menghabiskan energi, membuatmu terdistraksi dari fokus hidup dan impian yang sedang kamu perjuangkan.
Kamu akan mengira bahwa konflik macam itu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari cinta. Perasaan yang kuat layak kamu perjuangkan, tidak peduli drama macam apa yang menghadang di depan. Hingga akhirnya kamu lelah, menyerah.
Dari pengalaman ini matamu akan terbuka. Cinta sepatutnya tidak membuatmu terbebani. Kasih tulus yang tertakdirkan untukmu justru akan memuluskan hidup. Ketika terlalu banyak masalah dalam sebuah hubungan, bisa jadi kamu dan dia memang tidak digariskan bersisian.
13. Sendiri Lebih Baik Dibanding Bertahan Dalam Hubungan Yang Membuatmu Keropos
Hubungan romantis bisa jadi bahan bakarmu untuk melesat maju, tapi juga bisa jadi pisau yang secara misterius menusukmu dari belakang. Kamu akan keras kepala menancapkan kakimu di tanah nyaman sebuah ikatan yang sudah lama terjalin.
Enggan mengakui kalau sudah tidak ada yang harus diperjuangkan lagi.
Bertahan dalam sebuah hubungan yang tidak sehat secara perlahan akan menggerogoti dirimu sendiri. Tanpa sadar kamu bertansformasi jadi orang yang pahit, merasa kalau cinta hanya akan menciptakan sakit. Anehnya, keputusanmu untuk keluar dari hubungan itu justru memberimu rasa bebas. Lepas.
Pernah menghadapi hubungan cinta yang tidak sehat jadi refleksi untukmu. Kesendirian ternyata lebih terasa melegakan dibanding pendampingan semu yang menyakitkan. Menghadapi dunia diatas kaki sendiri ternyata tidak semenakutkan yang selama ini kamu bayangkan.
14. Menyimpan Dendam Dan Kesal Adalah Racun Untuk Hidupmu
Akan selalu ada orang yang membuatmu sakit hati. Dunia tidak akan selamanya berpihak pada kebahagiaanmu. Bahkan teman yang selama ini kamu percaya bisa berbalik jadi musuhmu. Kamu akan mengalami rasa geram yang teramat sangat. Marah, dendam, seakan tidak bisa memaafkan.
Kamu berjanji pada diri sendiri, tidak akan pernah memaafkannya. Seumur hidup kesalahan itu tidak akan sedikitpun dilupakan. Tapi apakah keinginan untuk balas dendam itu akan membuat hidupmu terasa ringan? Apakah semua sepadan?
Jawabnya, tidak. Mengikhlaskan rasa sakit, berdamai dengan kekecewaan adalah satu-satunya jalan agar kamu bisa menjalani hidup dengan tenang. Menyimpan amarah dan kesal di dada itu tidak jauh berbeda dari menebar racun di dalam tubuhmu. Sesaat kamu akan merasa baik-baik saja, tapi ia pelan-pelan menemukan jalan untuk membunuhmu.
15. Cinta Ternyata Bisa Datang Dari Mana Saja
Cinta ternyata tidak sedangkal hubungan romantis antara dua orang yang dimabuk asmara. Setelah bebas dari cinta yang membuatmu terpuruk, kamu akan sepakat bahwa cinta bisa kamu dapatkan dimana saja.
Rasa nyaman dari pelukan di ujung hari yang melelahkan akan digantikan dengan canda tawa bersama keluarga. Tempat berbagi cerita yang dulu sempat diambil perannya oleh satu orang saja kini diisi oleh sahabat-sahabatmu yang selalu ada. Dan semua itu, tetap membuat hatimu hangat.
Kamu tidak butuh orang lain untuk merasakan cinta. Yang kamu butuhkan hanya mata yang mampu terbuka lebih lebar, untuk mengapresiasi semuanya.
16. Saat Kamu Rela Melepaskan, Perlahan Hal yang Lebih Baik Akan Datang
Melepaskan seseorang atau sesuatu yang sangat kamu cintai akan terasa berat. Terlebih jika perpisahan itu tidak datang dari keinginanmu sendiri. Kamu akan jadi pribadi keras kepala, enggan mengeluarkan diri dari kenangan indah selama ini. Meskipun kamu tahu, kisah itu tidak akan mungkin terulang lagi.
Proses melepaskan ternyata tidak semudah yang kamu bayangkan. Kenangan bukanlah musuh utama, bukan pula rasa rindu. Dirimulah yang jadi sekutu jahat yang bisa menghancurkan perjuanganmu sendiri. Dalam proses melepaskan, kamu akan banyak berbincang dengan diri sendiri.
Jadi pendengar yang baik atas kata hati.
Hingga tiba saatnya hal yang lebih baik menghampirimu. Kamu akan melupakan luka dan sakit yang pernah kamu rasakan. Kini kamu sepenuhnya tahu, kebaikan tidak akan pernah datang pada dia yang enggan menatap masa depan.
Rela melepaskan, jadi kunci baik bagi sebuah perjalanan baru yang diharapkan memberimu kebaikan.
17. Hidup Terlalu Singkat Untuk Bertahan Pada Pekerjaan Yang Tidak Membuatmu Bahagia
Akan ada titik dimana kamu menyetarakan kesuksesan dengan jumlah materi yang bisa kamu masukkan ke kantung. Harga diri seakan ditentukan oleh jenis pekerjaan apa yang kamu punya, mentereng atau tidaknya titel yang bisa kamu dapat. Kepuasan hati akan kamu singkirkan sementara waktu.
Ketika kamu bangun pagi dan merasa enggan memulai hari, barulah kamu akan tahu. Hati tidak pernah bisa dibohongi. Setiap manusia memiliki panggilannya sendiri. Dan pekerjaan yang sedang kamu lakoni sekarang bukanlah panggilanmu.
Melepaskan kenyamanan yang sudah kamu miliki terasa lebih masuk akal dibanding terus bertahan pada pekerjaan yang hanya bisa mencukupi kebutuhan hidupmu. Kamu akan mulai getol mencari apa yang paling kamu mau.
Hidup ternyata terlalu singkat jika hanya digunakan untuk mengumpulkan pundi-pundi dan mengejar gengsi.
18. Manfaatkan Uangmu Untuk Memberi Makan Otak, Gaya Hidup Akan Mengikuti
Kamu harap kamu tahu lebih awal bahwa anggaran untuk pengembangan diri sepatutnya lebih besar dibanding biaya nongkrong di cafe yang harga kopinya terlalu mahal itu. Ikut kelas menulis kreatif, ambil les merajut, bergabung di pelatihan pembuatan film pendek lebih layak jadi hal yang menghabiskan uangmu.
Gaya hidup ternyata tidak ditentukan oleh dimana kamu nongkrong, atau bersama siapa kamu menghabiskan waktu. Selama otak dan dirimu berkembang, gaya hidup yang asyik pasti akan mengikuti dengan sendirinya.
19. Lebih Baik Kamu Bokek Karena Membeli Pengalaman
Tas mahal, sepatu berbagai warna, koleksi jam tangan, tumpukan kemeja berbagai model, makanan enak di restoran yang sedang hits — semuanya menghabiskan uangmu. Sayangnya, mereka tidak akan memberimu apa-apa.
Ketika kamu semakin tua dan merasa kering pengalaman, barulah kamu tertampar. Selama ini kamu memanjakan dirimu dengan kenyamanan, tapi tidak pernah memanfaatkan kemampuan finansial yang kamu miliki untuk memberimu pengalaman.
Kamu akan berharap pernah membawa diri mendaki puncak-puncak tertinggi, melihat matahari muncul di Pegunungan Aso, merasakan lembabnya udara Florida di musim panas, kembali jadi anak kecil yang girang di wahana permainan Lotte World di Korea.
Seharusnya kamu menghabiskan uangmu untuk pengalaman yang akan kamu kenang sampai mati.
20. Keluarga Dan Orang-Orang Tersayangmu Tidak Akan Hidup Selamanya
Pelan tapi pasti, orang-orang yang kamu sayangi sepenuh hati akan diambil dari dunia. Saat itulah kamu mendapat pencerahan (sekaligus tamparan) betapa selama ini kamu menyia-nyiakan kesempatan.
Masih banyak yang ingin kamu berikan, terlalu banyak rencana yang ingin kalian jalankan: tapi kamu terlalu sibuk pada dunia luar. Jangankan menghabiskan akhir pekan, memberi kabar saja jarang kamu lakukan.
Penyesalan setelah ditinggalkan orang-orang tersayang akan memberimu kesadaran. Sepatutnya kamu lebih meluangkan waktu untuk mereka. Seharusnya, mereka tetap jadi prioritasmu sejak awal. Tidak nongkrong bersama teman sesekali tidak akan sesakit selamanya ditinggal pergi.
21. Perkataan Orang Tua Itu Pasti Ada Benarnya
Coba deh, kamu tanya pada dirimu sendiri: “Seberapa sering aku melanggar perintah orang tua?”. Mulai dari yang remeh sampai hal serius, perkataan mereka kerap kita abaikan. Padahal kalau kamu mau jujur mengakui, semua yang mereka katakan pasti ada benarnya.
Biar bagaimanapun, mereka sudah hidup lebih lama. Pengalaman menghadapi berbagai permasalahan hidup tentu lebih banyak jika dibanding kamu. Tidak ada orang tua yang menginginkan hal buruk terjadi pada darah dagingnya sendiri.
Dan seharusnya, kamu tidak perlu terlalu keras kepala untuk mau mendengar saran dari mereka.
22. Perlakuan Orang Padamu Akan Ditentukan Oleh Standar Yang Kamu Tetapkan Sendiri
Banyaknya kekecewaan yang kamu alami akan mempengaruhi standar yang kamu tetapkan pada diri sendiri. Jika sebelumnya kamu tidak akan masuk ke hubungan yang membuatmu tidak berkembang, kini kamu melupakan janji yang sudah kamu buat sendiri.
Ini justru makin akan membuatmu tidak puas. Tidak ada lagi hal yang berjalan sesuai dengan harapan yang kamu idamkan. Semua baru mulai membaik setelah kamu kembali ke standar awalmu. Teguh memegang prinsip meski itu berarti tidak ada hal manis yang bisa kamu cicip.
Kamu tidak bisa berharap orang akan memperlakukanmu dengan baik jika kamu tidak punya standar tegas pada diri sendiri. Jika saja kamu sudah tahu hal ini sebelumnya, hidupmu pasti terasa lebih mudah.
23. Idealisme Adalah Kemewahan Terakhir yang Kamu Miliki Saat Kehilangan Semuanya
Ketika hidup tidak memberimu pilihan yang sesuai dengan idealismemu, kamu akan menerima apapun yang ditawarkan di hadapanmu. Dalam beberapa momen kamu hanya menjalani apa yang ada di depan matamu. Memendam idealismemu dalam-dalam.
Kamu lupa, bahwa hanya dengan idealisme lah kamu bisa bertahan menghadapi berbagai gempuran. Idealisme adalah jangkar yang akan menahan kapal hidupmu ketika ombak bergulung terlalu kuat. Idealisme adalah peta sahih petunjuk jalan pulang.
Ia akan memastikan bahwa kamu hanya tersesat sementara, bukan hilang arah untuk selamanya.
Itu tadi hal-hal yang seharusnya kamu tahu sejak lama, tapi baru kamu dapatkan setelah dewasa dan punya banyak pengalaman. Tidak ada yang perlu disesali, kamu hanya perlu menjalani hidupmu sebaik mungkin dengan memanfaatkan pengetahuan yang sudah kamu miliki.
Posting Komentar